Mengolah rasa lewat nada menuju sekolah berbudaya

 

 

Alunan nada pelog dalam musik pentatonis terdengar di ruang aula atas SMK Negeri 1 Yogyakarta, pertanda ada pemusik-pemusik tradisonal yang memainkan gamelan. Para pemusik yang memainkan instrumen karawitan (nabuh dalam bahasa Jawa) yaitu guru-guru dan karyawan SMK Negeri 1. Hal tersebut bukan tanpa maksud, melainkan memiliki tujuan untuk mewujudkan sekolah yang berbudaya. SMK Negeri 1 begitu serius mewujudkan ini semua dengan mengadakan Workshop Karawitan.

 

Sudah setahun lebih berjalan SMK Negeri1 memiliki seperangkat gamelan laras slendro dan pelog. Setahun lalu karawitan sudah dimulai dari siswa dalam ekstra karawitan setiap hari selasa pukul 15.30 WIB sepulang sekolah, dan tahun ini dimulai juga peserta karawitan dari bapak dan ibu guru serta karyawan setiap hari jumat. Para peserta karawitan dibagi dalam dua tim, yang setiap tim berjumlah 20 orang.

Peserta sangat-sangatlah antusias dalam belajar memainkan instrumen gamelan yang juga tentunya harus memainkan rasa, ritme dan keharmonisan nada dari instrumen yang bermacam-macam dalam perangkat gamelan Ada demung, bonang, bonang penerus,  kempul, gong, kendang, kenong, ketuk. Untuk tahap awal baru beberapa alat yang digunakan untuk pengenalan karawitan. Demikian halnya dengan laras atau nada yang pertama dimainkan yaitu laras pelog. Pertama-tama yang dikenalkan musik dasar terlebih dahulu atau istilah Jawanya balunga. Kemudian dilanjutkan dengan jenis musik yang mulai bernada yant tentunya mulai meningkat.

 

 

 

 

  Harmonisasi musik gamelan begitu indah meskipun baru dasar-dasar yang diberikan untuk praktik. Dan olah rasa lewat nada ini akan terus berlanjut setiap hari Jumat. Semoga dalam tahun ini guru-guru, karyawan dan siswa SMK Negeri 1 bisa berkolaborasi dalam musik tradisional lewat gamelan sekaligus dapat dipentaskan sebagai suguhan musik etnik yang adiluhung.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *