Karya : Kanaya
Hari ini merupakan pagi yang dingin disertai dengan cuaca yang tidak menentu. Angin berhembus melewati celah celah kehidupan dipagi yang dingin ini. Mendampingi aktivitas orang- orang yang berlalu lalang di sepanjang jalan, Aku melewati trotoar dengan berjalan kaki ditemani oleh sahabat karib ku sejak kecil disertai kedinginan. Dia bernama April.
Sesampainya disekolah tepat pukul 07.00 hampir saja gerbang sekolah kami ditutup. Pelajaran dimulai, Mata pelajaran yang pertama adalah matematika. Ibu Dwi, guru matematika yang dikenal di sekolahku sebagai guru killer. Bu Dwi meminta kepada para murid untuk mengerjakan tugas-tugas latihan dan tugas yang belum terselesaikan di pertemuan sebelumnya.
Ketika para siswa tengah mengerjakan tugas tersebut, suasana kelaspun menjadi sangat hening. Hanya aku dan April tengah asik bercanda dan seketika aku tersadar dengan keadaan kelas dan aku juga menyadarkan April untuk diam dan mulai untuk mengerjakan tugas yang telah diberikan. Dan seketika suasana yang ada dikelas menjadi semakin hening.
Kemudian setelah selesai pelajaran, Ibu Dwi memberikan pesan kepada kami untuk mempelajari materi bab 4 yang tadi sudah dipelajari di sekolah karena tes dadakan akan dilakukan sewaktu-waktu.
Para siswa pun pulang setelah pembelajaran hari ini usai. Seperti biasa aku dan April pulang bersamaan. April mengajak Ku, Rahma, Tika dan juga Ayuk untuk belajar bersama . Rahma setuju karena jarak rumahnya yang tidak terlalu jauh dari rumah kami. Rumahku dan juga pula rumahnya April sangat dekat yang bisa dibilang hanya berjarak dua rumah saja. Tetapi teman teman ku lainnya yang bernama Ayuk dan juga Tika menolak baik-baik penawaran April untuk belajar bersama. Hingga akhirnya Tika dan Ayuk berpisah dengan kami dengan tetap menunggu disekolah hingga mereka dijemput orang tua mereka masing-masing.
“Nanti bermain di rumahku yuk sebelum pulang. Aku punya banyak novel baru dari oleh-oleh yang ibuku berikan kepada ku dari Jakarta kemarin.” Pinta April ditengah perjalanan.
“Asyiikk.” jawab aku senang.
Bagaimana Rahma , apakah kamu bisa ikutan?”
“Aku tidak usah ikut saja. Setelah pulang dari rumah mu, Aku ingin langsung pulang saja untuk melanjutkan belajar di rumah, karena pesan dari Bu Dwi tadi kan kita harus melanjutkan belajar sendiri karena tes dadakan akan dilakukan sewaktu-waktu.” Jawab Rahma dengan wajah polos dan sedikit serius. Tetapi kami berdua malah tidak menghiraukan perkataan Rahma, karna ucapannya yang agak kurang jelas sambil kami asyik membaca Novel.
Sampai akhirnya Rahma pun berpamitan kepada kami untuk pulang, setelahnya Aku dan juga April masih asyik membaca novel-novel baru milik April sampai larut, hingga kami tadi siang sampai mengabaikan Rahma belajar sendirian walaupun kami berada dalam satu lingkup ruangan yang sama, melihat seperti itu sebenarnya dalam hatiku kasihan melihatnya, tetapi bagaimana lagi bacaan novel menurut ku malah lebih menarik. Sehingga kami pun tidak melaksanakan niat kami dari awal untuk belajar mendalami materi pelajaran yang kurang dipahami.
Keesokan harinya kami pun berangkat bersamaan. Sesampainya di kelas, ternyata Ibu Dwi benar-benar melakukan tes dadakan. Aku dan April merasa sangat kebingungan mengerjakan soal. Sehingga kami pun mendapat nilai jelek hingga Ibu Dwi memarahi kami karena itu. Dan akhirnya harus mengulang tes susulan.
Semangat belajar ya, semoga masa depan cerah di tangan kalian