Pentingnya Interaksi Sosial

 

SMK Negeri 1 Yogyakarta (Skaoneta)

Berkualitas, berkarakter, berakhlak dan berbudaya

 

 

Hampir setahun peserta didik SMK Negeri 1 Yogyakarta melakukan kegiatan belajar mengajar dengan daring. Artinya hampir setahun pandemi covid 19 ini dirasakan oleh seluruh warga sekolah termasuk SMK Negeri 1 Yogyakarta. Berbagai usaha telah dilaksanakan untuk mencegah atau memperlambat perkembangan covid 19, mulai dari rajin mencuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak, dan lain sebagainya. semoga dengan ikhtiar yang sungguh-sungguh dan usaha yang terus-menerus covid 19 bisa musnah dari bumi Indonesia. Aamiin

 

Ada yang kurang memang dari pembelajaran daring, terutama fungsi untuk mendidik peserta didik. Kalau dari sisi pengetahuan mungkin tidak begitu terasa akan tetapi dari sisi pendidikan dalam arti karakter itu sungguh sangat terasa. Pendidikan tidak semata-mata transfer ilmu tetapi lebih dari itu artinya ada proses transfer keteladanan. Nah inilah yang tidak tergantikan oleh teknologi apapun sentuhan langsung kasih sayang guru terhadap siswanya masih sangat dibutuhkan.

 

Ehm setahun hampir berlalu, aneka macam inovasi telah dilakukan oleh sang guru untuk menyapa para peserta didiknya agar tidak bosan. Guru dipaksa untuk selalu inovatif dan kreatif dalam pembelajaran. Guru saat ini harus pandai memanfaatkan sumber belajar yang ada, di kemas sedemikian rupa menjadi sesuatu yang menarik. Guru saat ini identik dengan guru serba bisa. Suka atau tidak suka guru harus pandai memanfaatkan teknologi informasi agar tetap bisa menyapa siswanya. Tepatlah bila fungsi teknologi itu memang untuk mendekatkan yang jauh menjadi lebih dekat.

Guru saat ini terbiasa dengan zoom, google form, google class dan sejenisnya untuk tetap bisa berhubungan dengan siswanya. Sayang…masih saja banyak kita dengar beberapa siswa terkendala dengan sinyal internet. Andai kata semua infrastruktur internet sudah menjangkau semua dan “free” kegiatan daring akan lebih bisa optimal. Bahkan bisa jadi kegiatan di kelas bisa 100 persen di gantikan via zoom. Pola interaksi inilah yang di butuhkan, interaksi kedua belah pihak antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa cukup dengan zoom atau sejenisnya.

 

Meskipun semua sudah terpola dengan zoom atau sejenisnya, tatap muka memang tidak mudah begitu saja di tinggalkan terutama tadi untuk membentuk karakter siswa itu sendiri sekaligus melatih jiwa korsa. Semoga tatap muka terbatas mulai dirintis kembali untuk mengisi ruang yang tidak tergantikan oleh apapun yaitu interaksi sosial secara langsung.

 

Salam menemu baling menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga.

indahnya berbagi tulisan tanpa batas hidup terasa lebih bermakna.

 

Yogyakarta 22 Februari 2020 pukul 6.20 WIB.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *